News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

PKMD dan PKMKP UIN STS Jambi Sukses Menggelar Webinar Internasional Manuskrip

PKMD dan PKMKP UIN STS Jambi Sukses Menggelar Webinar Internasional Manuskrip



MUAROJAMBI – Pusat Kajian Masyarakat Digital (PKMD) , Pusat Kajian Melayu, Kebudayaan dan Peradaban (PKMKP) Universitas Islam Negeri (UIN) STS Jambi, sukses menggelar Webinar Internasional Manuskrip.

Webinar dengan tema Potensi dan Tantangan Kajian serta Preservasi Manuskrip Jambi di Era Digital ini dihadiri Rektor UIN STS Jambi, Prof DR H. Suaidi MA PhD, Kepala Museum Siginjai, Dra Nurlaini beserta jajaran Peneliti naskah dari Belanda, Frieda Amran.

Kemudian juga hadir Peneliti dari Singapura, Alex Teoh, Peneliti dari Malaysia, Kamariah,  Peneliti dari Germania, Roberta Zollo. Dan termasuk peneliti-peneliti Indonesia serta pemerhati naskah kuno khususnya di Jambi.

Pemateri dalam webinar ini adalah Annabel Teh Gallop, PhD Kepala bagian Asia Tenggara, the British Library, London Inggris; Prof. Dr. Oman Fathurahman, MHum, Principal investigator DREAMSEA dan pengampu NGARIKSA; Dr Ali Muzakir, MAg, peneliti dan dosen di UIN STS Jambi dan Ali Surachman NGO For The Kerinci Culture, Central Studies Malay Foundation dan Manassa cabang Jambi.

Annabel menjelaskan, bahwa Jambi memiliki banyak sekali naskah-naskah kuno yang perlu diteliti lebih lanjut. Sudah banyak naskah yang diteliti dan dipublikasi dari hasil penelitian di Jambi, namun perlu adanya database (pangkalan data) naskah piagam Jambi.

Berbeda dengan Annabel, Oman mengatakan, masih sangat terbatas jumlah kajian naskah di Indonesia. Padahal banyak yang bisa dipelajari khususnya dalam digitalisasi manuskrip.


Oleh karena itu, dibutuhkan kontribusi dari berbagai pihak untuk terus mengkampanyekan dan mempromosikan dengan berbagai cara. Khususnya bisa bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai lembaga, komunitas atau instansi yang terkait. Melalui NGARIKSA misalnya, ngaji manuskrip kuno Nusantara, yang merupakan aktivitas volunteer untuk menjembatani pengetahuan di dalam sumber-sumber primer ke dunia kekinian.

Ali Muzakir menjelaskan, meskipun sudah ada sebaran naskah-naskah di Jambi, namun untuk meneliti lebih lanjut naskah-naskah yang ada di tangan masyarakat masih sangat sulit. Pemahaman masyarakat terhadap naskah masih dianggap sesuatu yang sakral, sehingga untuk membuka satu naskah butuh ritual-ritual keagamaan.

Untuk itu, Surachman menambahkan, khususnya kajian Incung di Kerinci dibutuhkan pendekatan-pendekatan dengan penduduk lokal dalam mengeksplor naskah dan dibutuhkan orang-orang yang serius dalam mengkaji naskah tanpa memikirkan proyek penelitian atau keuntungan yang didapat. (nst)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar