News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

MENYULAP SAMPAH MENJADI BERKAH Membuat Pupuk Kompos dari Gedebog Pisang Oleh: Nur Kholik

MENYULAP SAMPAH MENJADI BERKAH Membuat Pupuk Kompos dari Gedebog Pisang Oleh: Nur Kholik


    Nur Kholik





PENDAHULUAN

Banyak orang yang tidak tahu bahwa barang-barang yang selama ini kita anggap sebagai sampah dan tidak berguna ternyata mempunyai manfaat dan bisa bernilai ekonomis yang tinggi jika kita kreatif.

Salah satu contohnya adalah batang pisang. Batang pisang, yang sering dianggap sebagai limbah dan dibiarkan membusuk begitu saja, ternyata bisa diolah menjadi pupuk kompos yang kaya akan unsur hara penting bagi tanaman seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.

PENGERTIAN PUPUK

Pupuk adalah bahan yang diberikan ke tanah atau tanaman untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Pupuk dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pupuk organik/kompos yang berasal dari bahan-bahan alami, dan pupuk kimia yang terbuat dari bahan sintetis.


PENGERTIAN KOMPOS

Kompos adalah hasil dekomposisi atau penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan mikroorganisme lainnya. Proses ini menghasilkan bahan yang kaya akan nutrisi dan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah.

MANFAAT KOMPOS

*Bagi Tanah*: Kompos meningkatkan struktur tanah, memperbaiki porositas, dan meningkatkan kapasitas tanah untuk menyimpan air. Selain itu, kompos juga menambah kandungan mikroorganisme baik di dalam tanah.

*Bagi Tanaman*: Kompos memberikan nutrisi yang seimbang bagi tanaman, meningkatkan pertumbuhan akar, dan mencegah penyakit tanaman. Nutrisi yang terkandung dalam kompos dilepaskan secara bertahap sehingga lebih efisien dibandingkan pupuk kimia.

*Manfaat Ekonomi*:  Menggunakan kompos mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang harganya semakin mahal. Selain itu, dengan memanfaatkan limbah organik, kita turut mengurangi biaya pengelolaan sampah dan memberikan dampak positif pada lingkungan.

*KELEBIHAN KOMPOS DARI PUPUK KIMIA*
*Ramah Lingkungan*:  Kompos tidak mencemari tanah, air, atau udara, berbeda dengan pupuk kimia yang bisa menyebabkan polusi.

*Meningkatkan Kesuburan Tanah*: Kompos memperbaiki struktur tanah secara berkelanjutan, sedangkan pupuk kimia cenderung merusak struktur tanah jika digunakan dalam jangka panjang.

Nutrisi Berimbang: Kompos mengandung nutrisi yang lebih seimbang dan lengkap untuk tanaman tanpa risiko over-fertilization yang sering terjadi pada pupuk kimia.

Murah dan Mudah Dibuat: Kompos bisa dibuat dari bahan organik yang sering kita buang, menjadikannya alternatif yang murah dan mudah.

*BAHAN BAHAN YANG DIBUTUHKAN*
Selain batang pisang yang kita tebang untuk diambil buahnya (sebagai bahan utama), beberapa bahan lain yang diperlukan adalah starter EM4/yakult yang mengandung bakteri pengurai, molase/gula merah/gula putih/POC (Pupuk Organik Cair), sisa nasi/nasi basi, air, tanah secukupnya sebagai bahan campuran, dan karung/compost bag.

*CARA PEMBUATAN*
Cacah batang pisang menjadi bagian-bagian kecil. Proses ini penting untuk mempercepat pengomposan dengan meningkatkan luas permukaan yang terpapar mikroba pengurai.

Campurkan batang pisang yang telah dicacah dengan tanah. Campuran ini akan menyediakan bahan organik dan mempercepat proses dekomposisi.

Ambil air secukupnya dan campurkan dengan starter bakteri EM4 (pertanian). Gunakan perbandingan 1 tutup botol EM4 untuk 1 liter air.

Tambahkan molase/gula merah, atau gula putih ke dalam larutan air yang telah diberi EM4. Sebagai alternatif, Anda juga bisa menggunakan sisa nasi atau nasi basi sebagai starter mikroba yang akan mempercepat proses fermentasi.

Tuangkan larutan yang sudah disiapkan ke dalam campuran batang pisang dan tanah. Aduk rata untuk memastikan semua bahan tercampur dengan baik.

Masukkan semua bahan yang sudah tercampur dengan merata kedalam karung/composter bag, bisa juga menggunakan tong atau bak sampah yang tertutup dengan rapat selama proses pengomposan.

Diamkan campuran ini di tempat yang teduh dan lembap. Proses pengomposan biasanya memakan waktu dua hingga tiga bulan. Selama periode ini, aduk campuran secara berkala setiap empat minggu sekali untuk mempercepat proses pengomposan dan memastikan oksigen terdistribusi dengan baik.

PENUTUP

Dengan memanfaatkan batang pisang sebagai bahan dasar pupuk kompos, Anda tidak hanya mengurangi limbah organik, tetapi juga mendapatkan pupuk berkualitas tinggi yang dapat meningkatkan kesuburan tanah di kebun atau tanaman di pekarangan rumah Anda. Inovasi sederhana ini menunjukkan bagaimana kreativitas dalam pengelolaan limbah dapat memberikan manfaat besar bagi lingkungan dan pertanian, serta menghemat pundi pundi anda yang seharusnya membeli pupuk kimia yang harganya makin tidak merakyat. 

Selamat mencoba!
________
Saksikan video tutorialnya di:👇
https://youtu.be/j-BeFhG5J8g?si=U637rJX_ixUnI2ft

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar