Rabat Beton di Kecamatan Berbak, Baru Rampung Alami Keretakan dan tanpa Papan Informasi
MUARASABAK - Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) yang terletak di Desa Rantau Makmur, RT 01 Dusun 2 SK 10, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi menuai sorotan. Proyek ini diduga dikerjakan asal-asalan tanpa papan informasi yang menjelaskan anggaran atau sumber dana, sehingga menimbulkan dugaan adanya indikasi penyelewengan.
Warga setempat mengungkapkan, bahwa selama proses pembangunan, kualitas pengerjaan tampak rendah, salah satunya terlihat dari tidak digunakannya mesin molen sebagai alat pengaduk semen, krikil dan pasir(beton).
“Jalan ini baru dibangun sekitar tiga bulan lalu saat musim panen cabai. Tapi kami tidak pernah melihat mesin molen digunakan oleh pekerja,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya kepada wartawan, Senin (16/12/2024).
Murgianto Kepala Desa Rantau Makmur sqat dikonfirmasi melalui aplikasi WhatsApp mengaku tidak mengetahui detail proyek tersebut. "Saya malah tidak tau kalau ada program pengerjaan jalan rigit beton di desa Ini,"ucapnya.
Dia mengaku tidak tahu ada kegiatan pembangunan rabat beton di desa ini, apalagi sumber dananya dari mana. Tapi kemungkinan itu dari Dinas Perkim (Kabupaten Tanjung Jabung Timur) atau Dinas Pertanian Kabupaten. "Saya pun tidak tahu siapa yang mengerjakannya, kalau tidak salah kata warga panjangnya berkisar 400 meter,"terang Kades.
Kades juga menambahkan, tidak pernah ada pihak manapun, yang datang ke Kantor Desa terkait pembanguan jalan tersebut.
"Bagaimana bisa tahu bang, pihak manapun tidak pernah ada ke kantor Desa, terkait pembangunan jalan tersebut. Jadi kita heran juga, tiba- tiba ada pembangunan."tutup kades
Sementara itu, kerap kali dijumpai pembangunan tanpa papan informasi, dan pihak desa setempat tidak mengetahui dari mana pelaksana kerja, baik dari rekanan maupun dinas terkait.
diduga ini disebabkan minimnya pengawasan dari instansi terkait, dan menjadi sorotan utama dalam setiap pelaksanaan pembangunan yang ada di desa-desa di kabupaten Tanjab Timur.
Dari pantauan wartawan terlihat sejumlah keetakan di bagian Jalan yang baru rampung kurang lebih tiga bulanan ini, diduga akibat pengerjaan yang tidak memenuhi standar, baik dari segi alat maupun material.
Selain itu, kurangnya koordinasi antara pemerintah desa dengan pihak pelaksana proyek turut mempersulit masyarakat untuk mengetahui sumber dana dan pihak yang bertanggung jawab atas pembangunan tersebut. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa proyek ini tidak transparan dan dikerjakan tanpa pengawasan yang memadai.
Permasalahan seperti ini kerap terjadi di sejumlah kecamatan baik Nipah Panjang, Rantau Rasau dan Berbak dan akhirnya yang dirugikan masyarakat sebagai pengguna utama infrastruktur.
Diharapkan pemerintah segera turun tangan untuk mengevaluasi dan menyelesaikan persoalan seperti ini. (tim)
Posting Komentar