Larang Impor Beras Hingga Jagung, Zulhas Ajak 'Aisyiyah Wujudkan Kedaulatan dan Swasembada Pangan
JAKARTA - Dalam Sidang Tanwir I 'Aisyiyah, Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Pangan menyampaikan bahwa program prioritas Presiden Prabowo Subianto untuk swasembada pangan, memberi makan orang miskin, memberi makan bergizi anak sekolah adalah hak dasar. Oleh karena itu Zulkifli dan kementeriannya akan memberikan dukungan yang terbaik untuk mewujudkannya.
Akan tetapi pekerjaan ini disebutnya bukan hal yang mudah. Zulhas menyebut bahwa dahulu 65% tenaga kerja adalah dari pertanian, hampir separuh sektor pertanian jadi andalan selain sektor perikanan.
"Akan tetapi saat ini terjadi perubahan penting yang sangat mendasar, para petani dulu punya kebun dan sawah karena hasilnya lumayan. Tetapi hari ini 80% petani sudah berubah jadi buruh tani karena dia tidak punya lahan, tidak punya kebun," ucapnya dalam Seminar Tanwir I ‘Aisyiyah pada Kamis (16/1/2025) di Hotel Tavia Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Zulhas juga mengajak para penggerak 'Aisyiyah untuk turut aktif dalam isu pangan dan mewujudkan cita-cita tersebut.
Hingga kini, lanjut Zulhas para petani termasuk kelompok masyarakat miskin perlu diberikan bantuan hingga tergantung dengan bantuan. Kondisi ini disebutnya membuat Indonesia semakin jauh dari cita-cita Indonesia merdeka.
Terkait cita-cita Indonesia merdeka, Zulhas juga menyampaikan keprihatinannya bahwa bahan pangan seperti tahu, tempe yang menjadi makanan masyarakat Indonesia berbahan kedelai saat ini dikuasai oleh satu orang.
"Di mana yang namanya kedaulatan? Kalau kita makan saja tergantung pada satu orang. Itu baru soal makan, belum yang terkait ekonomi, teknologi, dan lain-lain, inilah yang akan kita upayakan," ujarnya.
Oleh karena itu sebagai Menko, Zulhas menyampaikan bahwa pihaknya sedang mengoptimalisasikan dan membangun program yang mampu mengatasi masalah swasembada pangan. Ia pun menyebutkan salah satunya terkait pupuk.
Zulhas menyampaikan jalur distribusi pupuk yang dulu terlalu berbelit sehingga menyulitkan petani untuk mendapatkan kini telah dipangkas agar lebih cepat diakses petani.
Selain itu Zulhas juga menyampaikan bahwa pihaknya di tahun ini sudah melarang impor beras, melarang impor jagung, melarang impor gula, dan melarang impor garam sebagai komoditas pangan yang penting.
Ia berharap kebijakan tersebut dapat mewujudkan cita-cita Indonesia untuk melakukan swasembada pangan karena Indonesia sangat potensial untuk melakukan itu.
Berkaitan dengan program makan bergizi gratis, Zulhas melihat pentingnya meningkatkan kemampuan penyediaan bahan pangan, mulai beras, sayur, hingga protein hewani untuk kepentingan program Makan Bergizi Gratis.
Ia pun mengajak ‘Aisyiyah untuk terlibat secara aktif dalam mengusahakan swasembada pangan.(***)
Posting Komentar